image upn

title_8

Banjir, banjir bandang, dan tanah longsor akibat hujan lebat mengancam wilayah pesisir barat Sumatera yang sedang terimpit dua pusat tekanan rendah di Samudra Hindia. Sejumlah daerah sudah terdampak, di antaranya menewaskan puluhan orang. Pusat tekanan rendah merupakan kawasan dengan suhu muka laut hangat yang meningkatkan penguapan air laut menjadi awan hujan. Juga bisa menjadi bibit badai atau siklon tropis.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hujan deras juga menyebabkan banjir yang memutuskan jembatan di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam. Sekitar 30 keluarga terdiri atas 52 orang terisolasi. Sebanyak 52 orang mengungsi.

Identifikasi kerentanan

Sebelumnya, Kepala Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran, Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno mengatakan, komunitas perlu mengidentifikasi dan memetakan ancaman dan kerentanan sekitarnya dari bencana. Dampak cuaca, seperti tahun-tahun sebelumnya, berisiko bencana yang mematikan.”Lakukan dari tingkat komunitas hingga provinsi,” kata Eko. Belum terlambat dilakukan di banyak daerah.

Seperti ditegaskan BMKG, musim hujan belum mencapai puncak. Dampak cuaca masih akan melanda sejumlah daerah hingga pertengahan Maret, seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurut Edvin, saat ini kenaikan suhu muka laut Samudra Hindia di barat Sumatera meningkatkan intensitas curah hujan. Itu disebabkan aliran udara kering dan panas dari Australia. Kondisi ini menarik aliran udara dingin dari belahan bumi utara sehingga pertemuan dua arus udara meningkatkan intensitas awan di Indonesia.https://www.bencana-kesehatan.net/index.php/13-berita/berita/1524-siaga-pesisir-sumatera