Indonesia memiliki lahan karst yang cukup luas, tersebar di hampir seluruh pulau yang ada di wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Indonesia yang secara geologis merupakan kepulauan diitari laut dengan lingkungan tektonik aktif, memiliki potensi besar pembentukan bentang lahan karst sepanjang masa. Perbandingan luas wilayah karst di Indonesia dengan karstolog/speleolog yang ada sangatlah timpang, hal ini dapat dicermati pada sangat sedikitnya kalangan ilmuan yang mendalami kajian tentang karst dan speleologi di Indonesia.
Bentang alam karst memiliki peranan yang strategis di masa mendatang, terkait air, tambang, risiko bencana dan konflik. Pengetahuan dan paradigma lingkungan karst yang hanya terbatas pada tipe Karst Gunungsewu dan Karst Tower, menyebabkan banyak lingkungan karst lain yang tipenya di luar tipe tersebut dianggap bukan karst, hanya komoditas batugamping yang semata-mata untuk dimanfaatkan. Selama ini pemanfaatan karst hanya pada sektor pertambangan dengan batugampingnya, sedangkan sektor pemanfaatan sumber daya air dan konservasi belum diutamakan. Disisi lain referensi dan literasi tentang karst dan lingkungannya masih sangat kurang (dari berbagai disiplin ilmu yang dapat di sinergikan untuk tujuan penelitian dan pengembangan ataupun kegiatan di lingkungan karst).
Dari kondisi tersebut Magister Manajemen Bencana bekerjasama dengan Pusat Studi Karst UPN “Veteran” Yogyakarta menyelenggarakan Ceramah Ilmiah yang bertemakan “Batugamping dan Karst Untuk Pembangunan Yang Berkelanjutan”. Ceramah Ilmiah ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 27 Februari 2018, bertempat di Ruang Pertemuan Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Narasumber yang hadir pada Ceramah Ilmiah ini adalah 1) Sari Bahagiarti Kusumayudha, 2) Bowo Suryono, 3) Eko Teguh Paripurno. Peserta seminar berasal dari mahasiswa dan masyarakat umum serta pemerintah.
Sari Bahagiarti Kusumayudha selaku Ketua Pusat Studi Karst menyampaikan tentang potensi sumberdaya air dan potensi strategis kawasan karst yang ada di Indonesia. Pemateri kedua berasal dari Departemen Sains Komunikasi dan Perkembangan Masyarakat IPB Bogor, Bowo Suryono, lebih menyoroti pada posisi, praktik, dan persoalan amdal dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pemateri yang ketiga yaitu Eko Teguh Paripurno selaku Ketua Pusat Studi Manajemen Bencana, menyampaikan ekosistem karst dan mengelola risiko bencana.