Sejarah membuktikan
bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar untuk mengalami bencana. Hal ini menyadarkan Pemerintah untuk segera
berinvestasi di daerah-daerah prioritas strategis yang berisiko tinggi,
meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang risiko bencana, inovasi teknologi
dan teknis, serta memperkuat kapasitas lokal untuk kesiapsiagaan dan manajemen
darurat bencana. Salah program yang dilakukan adalah pengembangan Sistem Peringatan Dini Multi Ancaman atau Multi-Hazard Early Warning System
(MHEWS), sekaligus perangkat
pendukungnya berupa system manajemen pengetahuan kebencanaannya, Disaster Knowledge Management System (DKMS) 2022
Memastikan program tersebut berjalan baik, maka evaluasi DKMS 2022 dilaksanakan di Hotel Oria, Jakarta Pusat, pada tanggal 10 Maret 2023. Acara ini dibuka oleh Sestama BNPB, Dr. Lilik Kurniawan dan Deputi Pencegahan, Prasinta Dewi MPA. Pelaksanaan acara ini dihadiri oleh para direktur di bawah Kedeputian Sistem dan Strategi, yang terdiri dari Direktorat Peta Evaluasi dan Risiko Bencana, Direktorat Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana, Direktorat Sistem Penanggulangan Bencana; serta Kedeputian Pencegahan, terdiri dari Direktorat Kesiapsiagaan, Direktorat Peringatan Dini, Direktorat Mitigasi. Pertemuan ini juga menghadirkan unit kerja lain diantaranya Pusdiklat, Pusdatin, Pusdalops. Serta Project Manajer Unit dan Perwakilan Bank Dunia, sebagai pendukung program.
Menurut Indra Baskoro Adi, fasilitator dalam program DKMS, yang jugatenaga ahli kebencanaan alumni Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, kegiatan tersebut dilakukan untuk memastikann bahwa rancangan prototipe DKMS 2022 telah berjalan baik, dan selanjutnya Roadmap DKMS 2022-2030 dapat dilakukan sesuai rencana.